AdSense3

Thursday 26 December 2013

AKUNTANSI KEUANGAN

DEFINISI AKUNTANSI American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) , 1953, dalam Accounting Terminology Buletin No.1 m... thumbnail 1 summary
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), 1953, dalam Accounting Terminology Buletin No.1 mendefinisikan akuntansi sebagai:
“the art of recording, calssifying, and summarizing in a significant manner and it terms of money, transactions, and events, which are, in part at least of financial character and interpretting the results there of”.
Dengan berkembangnya waktu, pengertian akuntansi mengalami perluasan makna. Warren,et.al dalam Suharli (2006) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
“Accounting is an information system that provides reports to various individuals or group about economics activities of an organization or other entity”
Akuntansi yang pada awalnya merupakan seni pencatatan telah berkembang menjadi suatu sistem informasi.  Sistem informasi merupakan kebutuhan dalam era informasi yang berkembang pesat saat ini. Dapat disimpulkan, akuntansi merupakan kebutuhan mendasar bagi entitas untuk mengambil kebijakan dan keputusan.


AKUNTANSI KEUANGAN
Akuntansi menghasilkan informasi keuangan suatu entitas. Informasi keuangan tersebut dihasilkan melalui proses akuntansi dan tersusun secara terstruktur dan disebut laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban entitas terhadap pihak pengguna laporan keuangan, khususnya pihak eksternal. Pengguna laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengguna internal (pihak manajemen entitas itu sendiri) dan pengguna eksternal (pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah).
Laporan keuangan yang dihasilkan sesuai standar dan ditujukan untuk pengguna eksternal merupakan bagian dari akuntansi keuangan. Sedangkan laporan keuangan yang ditujukan untuk pengguna internal merupakan bagian dari akuntansi manajemen.
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:
a.     Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan harus memadai bagi pengambilan keputusan. Disamping itu, pihak pengguna sebaiknya mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi sehingga informasi-informasi yang terkandung dalam pelaporan keuangan dapat ditelaah dengan baik.
b.     Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman. Rencana penerimaan dan pengeluaran uang (cash flow) kreditur dan/atau investor terkait erat dengan cash flow perusahaan. Pelaporan keuangan perusahaan harus menyajikan informasi untuk membantu investor, kreditur, dan pihak-pihak lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari aliran kas neto (arus kas masuk dikurangi arus kas keluar) di masa datang.
c.     Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian, dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.


PELAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN 
KEUANGAN
Pelaporan keuangan memiliki makna lebih luas dibanding dengan laporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan cara-cara lain untuk melaporkan informasi seperti prospektus, peramalan oleh pihak manajemen, dan sebagainya. Sedangkan laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Agar informasi dapat bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Informasi yang relevan harus memiliki unsur prediksi dan tepat waktu. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat. Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diadalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan pihak tertentu.
Pertimbangan sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian tersebut kemudian diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan sehingga asset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Kelengkapan
Agar dapat dibandingkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.  
Penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuai biasanya menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami sebagai suatu pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, informasi semacam itu. 

1.     Asumsi Dasar
a.     Kesatuan usaha khusus
Dalam konsep kesatuan usaha khusus perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Dengan demikian transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik.
b.     Kontinuitas usaha
Konsep ini berpegang bahwa suatu perusahaan akan hidup terus dan tidak terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah adanya anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian dengan pihak ketiga.
c.    Penggunaan unit moneter
Beberapa transaksi yang terjadidalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah tersebut, semua transaksi yang terjadi dinyatakan dalam suatu satuan unit moneter. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara dimana perusahaan itu berdiri.
d.    Periode waktu
Laporan-lapoan terkait dengan sumber daya perusahaan harus dibuat tepat pada waktunya agar dapat berhasil guna bagi pihak pemakai laporan (internal maupun eksternal).

2.     Konsep Dasar
a.    Historical cost
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat asset, utang, ekuitas dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Walaupun prinsip biaya historis merupakan ukuran yang objektif dan verifiable tetapi dianggap kurang bisa mencerminkan harga saat ini sehingga ada beberapa asset yang dituntut untuk dinilai berdasar current cost.
b.    Revenue recognition principle
Pendapatan merupakan aliran masuk harta (asset) yang timbul dari penyerahan barang dan atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak ketiga. Pendapatan dalam hal ini dapat juga termasuk pendapatan diluar kegiatan utama perusahaan seperti pendapatan bunga, sewa, penjualan asset, dan lain sebagainya.
Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, akan tetapi hal ini disesuaikan pula dengan sifat industri terkait. Untuk industri pertambangan, pendapatan dapat diakui pada saat produksi selesai karena pada saat produksi selesai besarnya pendapatan telah dapat ditentukan. Sedangkan untuk industri yang terkait dengan pembangunan dalam jangka panjang, pendapatan dapat diakui dalam periode-periode dimana pekerjaan pembangunan dikerjakan, dan tidak harus menunggu sampai seluruh pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima.  
c.    Matching principle
Prinsip mempertemukan yang dimaksud adalah mempertemukan biaya dan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut.  Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih yang diterima oleh perushaan dalam periode tertentu. Oleh karena itu, pembebanan biaya tergantung dengan pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juka ditunda sampai dilakukannya pengakuan pendapatan.  
d.   Consistency principle
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menunjukkan kondisi keuangan dan hasil kegiatan utama perusahaan dalam satu periode akuntansi. Agar tujuan tersebut tercapai maka perusahaan harus memilih metode-metode akuntansi sesuai kebutuhan dan tujuan perusahaan. Laporan keuangan biasanya disajikan dalam perbandingan dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan ataupun kemunduran yang dialami oleh perusahaan. Agar dapat dibandingkan, prosedur dan metode akuntansi yang diterapkan perusahaan seharusnya konsisten diterapkan dari tahun ke tahun.
Konsistensi tidak berarti bahwa perusahaan tidak boleh melakukan pergantian metode dan prosedur akuntansi yang telah diterapkan, akan tetapi apabila ada perubahan seyogyanya perusahaan menginformasikan akibat dari pergantian tersebut dalam laporan keuangan.
e.    Full disclosure principle
Full disclosure yang dimaksud adalah menyajikan pengungkapan yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena empat laporan keuangan pokok hanya berisi ringkasan-ringkasan informasi maka biasanya terdapat penjelasan lengkap dalam catatan atas laporan keuangan atau dapat juga tercantum dalam catatan kaki.
Catatan kaki biasanya digunakan untuk menjelaskan:

-   Prinsip akuntansi yang digunakan

-  Perubahan-perubahan, seperti perubahan prinsip akuntansi, taksiran maupun koreksi-koreksi kesalahan 
-   Adanya kemungkinan laba atau rugi bersyarat 

No comments

Post a Comment

ads